https://singaraja.times.co.id/
Berita

Pegiat Seni Probolinggo Sebut Festival Gir Sereng Perlu Penataan Demi Dampak Maksimal

Minggu, 01 Juni 2025 - 20:04
Pegiat Seni Probolinggo Sebut Festival Gir Sereng Perlu Penataan Demi Dampak Maksimal Peni Priyono, Ketua Dewan Kesenian Kota Probolinggo. (Foto: Sri Hartini/TIMES Indonesia)

TIMES SINGARAJA, PROBOLINGGOFestival Gir Sereng yang digelar di Pantai Permata, Kelurahan Pilang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, Jatim, Minggu (1/6/2025), berhasil menyedot perhatian ribuan pengunjung.

Festival bernuansa tempo dulu ini juga mendapat sorotan khusus dari pegiat seni Kota Probolinggo, Peni Priyono.

Peni Priyono dikenal sebagai tokoh seni yang telah lama berkecimpung di dunia tari. Ia merupakan pengasuh Sanggar Bina Tari Bayu Kencana (BTBK) dan kerap memberikan pandangan kritis terhadap geliat seni dan budaya di daerahnya.

“Menurut saya, Festival Gir Sereng yang mengusung tema tempo dulu di Pantai Permata ini, sebuah langkah yang berani dan bagus. Ini karena sudah melibatkan seluruh komponen yang ada, khususnya warga,” ujar Peni.

Menurutnya, sebuah festival yang melibatkan banyak orang, apalagi masyarakat secara langsung, bukan perkara mudah. Diperlukan usaha ekstra kuat untuk mewujudkannya. Namun demikian, ia menilai festival ini masih butuh penataan lanjutan agar semakin menarik dan berkelanjutan.

“Berani mengadakan festival ini bagus, tapi ya untuk kelanjutannya, ini masih harus ditata. Misalnya setiap minggu ada warung tempo dulu di sini. Jadi masyarakat Probolinggo kalau mau belanja ya ke sini,” lanjutnya.

Ia juga menyoroti penataan area Festival Gir Sereng, terutama stand dan akses jalan yang menurutnya masih kurang nyaman bagi pengunjung. “Rame loh ini, banyak sekali yang berkunjung. Penataan yang dimaksud adalah stand-stand seharusnya ditata rapi, terus akses jalan dibuat senyaman dan selebar mungkin,” jelas Peni.

Tak hanya itu, Peni juga mengusulkan agar potensi lokal lebih ditonjolkan dalam Festival Gir Sereng, termasuk dari sisi penamaan makanan tradisional.

“Misalnya jemblem, kalau di Probolinggo namanya gal-agil (ogal-agil). Jadi perlu ketegasan, ini jajanan Kota Probolinggo, bukan Kota Gresik atau lainnya,” terangnya.

Festival Gir Sereng sendiri tak hanya menyuguhkan makanan dan minuman tradisional, tapi juga menampilkan seni musik dan tari. Namun, menurut Peni, perlu ada kesesuaian antara tema festival dan jenis seni yang ditampilkan.

“Tari di festival ini hanya mentradisikan saja, mencoba mentradisikan bagaimana mengangkat Gir Sereng lewat tari,” terang Peni.

Menurut Peni, akan lebih bagus jika Festival Gir Sereng ini juga mentradisikan tari-tarian khas Gir Sereng. Ia juga menyebut, tema pertunjukan sebaiknya benar-benar mengangkat kearifan lokal, seperti aktivitas mencari ikan, kehidupan nelayan, hingga tradisi mencari kerang.

Sebagai penerima penghargaan TIMES Indonesia Award 2021, Peni menekankan pentingnya aspek penataan dan pemanfaatan lingkungan sekitar. “Ini kan banyak pohon, jadi harusnya stand ditata rapi. Kemudian jalan menuju pantai seharusnya juga diperhatikan, karena pantainya masih masuk ke utara,” jelasnya.

Peni menekankan pentingnya pengawasan agar pengunjung tidak berkeliaran tanpa arahan, karena berpotensi merusak ekosistem pantai.

Ia juga menyoroti potensi sungai yang belum dimanfaatkan optimal sebagai daya tarik wisata tambahan. “Di sini ada potensi sungai yang cukup lebar dan bisa dimanfaatkan untuk naik perahu, ketika air laut tidak terlalu besar. Itu bisa jadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung,” terang Peni.

Pantai Permata sendiri dikenal sebagai destinasi favorit wisatawan lokal. Karenanya, Peni berharap penataan yang lebih baik dan pemanfaatan potensi alam sekitar bisa menjadi prioritas ke depan agar Festival Gir Sereng makin berdampak dan berkesinambungan. (*)

Pewarta : Sri Hartini
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Singaraja just now

Welcome to TIMES Singaraja

TIMES Singaraja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.