Kopi TIMES

Kesejahteraan Buruh di Era Digitalisasi Industri

Sabtu, 01 Mei 2021 - 10:35
Kesejahteraan Buruh di Era Digitalisasi Industri Yohana Yellimasita, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Kosentrasi Jurnalistik Unitri Malang.

TIMES SINGARAJA, MALANG – Hari ini momentum besar diabadikan di berbagai negara, salah satunya adalah Indonesia. Hari buruh ini bukan semata-mata langsung diperingati begitu saja, tetapi memiliki sejarah dan makna yang begitu dalam.

Mungkin banyak orang yang belum tau seluk beluk cerita diabadikannya tanggal 1 Mei 2021 ini. Bagi sebagaian orang memaknai hari buruh ini hanyalah digambarkan dengan situasi-situasi yang menyenangkan, berbahagia, festival dan perayaan-perayaan lainnya. Akan tetapi tidak seperti itu. Tidak asing lagi bagi kita memperingati Hari Buruh Nasional. Setiap tanggal 1 Mei kita diperingati hari buruh, hari di mana kita harus merenung bagaimana pengorbanan para buruh merebut hak-hak dari para penguasa. 

Dalam sejarah hari buruh bermula di Amerika Serikat. sejak awal abad ke-19, banyak perusahaan yang memaksa buruh bekerja selama 14,16, bahkan 18 jam dalam sehari, buruh akhirnya menuntut hak mereka agar jam kerja dikurangi menjadi maksimal delapan jam per hari. Tuntutan ini disampaikan melalui perhimpunan buruh dalam jumlah besar, yaitu organisasi atau serikat buruh. Pada tanggal 1 Mei 1886 bahkan puluhan ribu buruh di Amerika serikat melakukan aksi atau pemogokan besar-besaran bahkan diikuti oleh anak dan istri mereka.

Hari buruh mulanya respon atas terjadinya revolusi industry di Inggris hingga berkembang dan menyebar ke Amerika Serikat dan Kanada. Perkembangan revolusi yang diawali revolusi industri pada tahun 1700an di Inggris. Revolusi Industri ini yang berlangsung dari abad 18 ke abad 19. Ternyata, keluh kesah para buruh ini tidak hanya di Amerika saja melainkan di Indonesia juga mengalami hal yang sama, antara lain tidak menjaminnya keselamatan hak untuk pekerja, kepastian fasilitas, kemanan dalam bekerja, penghargaan dan terutama kesejahteraan.

Pada jaman dulu pekerja Indonesia harus bekerja selama 19-20 jam per hari, atas hal ini, para pekerja menuntut hak mereka. Akhirnya setelah melakukan beberapa demostrasi tersampailah tujuan dan pencapaian mereka denga waktu yang bisa dibilang cukup lama hingga menjadi 8 jam per hari serta kenaikan upah yang mereka peroleh pada saat itu.

Menurut penulis kesejahteraan para pekerja di Indonesia merupakan hal yang paling dinomorsatukan, perlindungan pekerja menjadi hal yang sangat penting terlebih khusus saat ini tidak hanya bagi para pekerja di sector formal tapi juga para pekerja di sector informal. Artinya adalah kita tidak bisa memilah pekerja di suatu perusahaan maupun pekerja yang nilai upahnya masih minimum, seperti misalnya kita bisa menilai di sector informal seharusnya perlu juga adanya persediaan alat pelindung diri apalagi dimasa pandemic sekarang penting sekali adanya seperti hand sanitizer untuk menunjang keamanan dan keselamatan saat bekerja serta kurangnya rantai penyebaran virus corona. Apalagi harga dari alat-alat tersebut cukup terbilang sangat sulit terjangkau oleh para pekerja yang memiliki penghasilan rendah.

Kesejatraan para buruh merupakan perwujudan dari terpenuhinya hak normatif atau hak dasar serta kewajiban pada pekerja atau buruh. Di mana secara spesifik kita lihat kondisi setahun terakhir merupakan salah satu masa yang berat bagi para pekerja, masa di mana tidak adanya aktivitas yang mempengaruhi menurunnya ekonomi Indonesia dan memberikan dampak bagi nasip para pekerja serta masyarakat luas, banyak juga yang kehilangan mata pencarian. Akan tetapi kembali kits refleks bahwa kesejahtraan buruh berkontribusi dalam mendorong pemulihan ekonomi Indonesia di tengah melandanya pandemic teruama di Indonesia.

Terlepas dari itu Negara Indonesia masih menghadapi beberapa persoalan pokok dalam sector ketenagakerjaan Mulai dari kuantitas dan kualitas tenaga kerja, kesenjangan kualitas SDM antar daerah, rendahnya produktivitas, hingga industri atau pengguna yang belum banyak berpihak pada kompetensi tenaga kerja. Sehingga banyak perusahaan yang mengalihkan cara kerja maupun menghasilkan kreativitas baru secara efektif dan efisien menggunakan teknologi. 

Perkembangan teknologi didunia sekarang tidak bisa dibendung lagi apalagi diindonesia. Membangun inovasi-inovasi tergantung bagaimana masyrakat khususnya para pekerja menghasilkan kretivitas agar seiring dengan perkembangan teknologi. Kita bisa melihat di tahun-tahun sebelumnya dari era revolusi 1.0-2.0, dampaknya kemajuan teknologi bisa terjadi perubahan-perubahan besar dibidang ekonomi, pertambangan, pertanian, manufaktur, transportasi hingga kondisi sosial masyarakat Indonesia.

Misalnya ditandai dengan kemunculan motor pembakaran dalam (combustion chamber) atau BBM dan pembangkit tenaga listrik serta hal ini memicu terciptanya mobil, pesawat terbang, pesawat telepon, dan lain-lain merubah dunia industry secara signifikan. Banyaknya inovasi di bidang manufaktur baik pada sektor transportasi udara dan darat serta pada sektor telekomunikasi serta inovasi pada alat-alat industri sehingga melahirkan suku cadang industry.

Berbicara mengenai dampak positif dan negative berkembangnya teknologi,pasti masing-masing punya dampak, dinilai dari ketika misalnya kita melihat perkembangnnya kemajuan internet disegala bidang di era revolusi 3.0. hingga segala pekerjaan yang biasa dilakukan olehg pekerja diambil alih dan dikendali oleh mesin teknologi. Mesin yang diciptakan mampu berproduksi lebih berlipat dari tenaga kerja manusia.

Lalu, apakah kebiasaan-kebiasaan ini yang harus dipupukan ke depannya? Bagaimana tanggapann dari tenaga kerja terhadap kemajuan teknologi ini yang justru lebih menuntungkan kapitalisme-kapitalisme disetiap sektor?

Penulis berharap agar persoalan-persoalan para buruh yang belum bisa dikendalikan oleh pemerintah agar segera dipertimbangkan, pemerintah tentu harus membuat kebijakan seadil-adil mungkin apalagi dalam situasi yang sekarang, memperhatikan secara detail mungkin nasib para buruh yang mungkin sebagaian besar di-PHK atas dasar tidak diberikan kesempatan untuk berproduktifitas secara penuh karena adanya teknologi yang mengendalikan penuh semua tenaga kerja yang diproleh oleh manusia itu sendiri.

Pemerintah harus menjadi garda terdepan nasib para buruh yang ada diindonesia di dalam sektor apapun itu, karna bagaimanapun para buruh adalah salah satu dari sekian banyak lembaga-lembaga atau program untuk meningkatkan kreatifitas ekonomi di dalam masyarakat. Pemerintah juga bukan hanya sekedar memberikian kebijakan, tetapi lebih masuk urgent atau substansi terhdap dampak akan kebijakan yang dibuat. Masyarakat sekarang butuh tidakan nyata yang seharusnya dicontohkan secara lansung oleh pemerintah, memberikan dedikasi yang baik secara praktisi, bukan hanya sekedar teori.

Di depan mata sudah jelas-jelas dampak revolusi industry merenggut jiwa-jiwa kreativitas anak bangsa, oleh karena itu pemerintah lebih jeli lagi dalam menangani persoalan seperti ini, khususnya di sektor ekonomi. Maka dari itu, diutamakan kesejatraan para buruh agar relevan dengan kebijakn yang berlaku bahkan di rubah kapan saja tanpa peduli efek yang diproleh khsusnya di msayarakat sendiri. Paling penting juga kepemerintahan melakukan sosialisasi ataupun observasi secara detail mungkin apa yang sebenarnya harus dibutuhkan.

Langkah paling penting lagi oleh pemerintah ialah kualitas mutu pendidikan yang ada di Indonesia yang seharusnya memberikan edukasi kepada anak berusia dini bagaimana memproleh inovasi yang baik, bukan dengan cara dimanjakan dengan teknologi melainkan dilatih dengan kreativitas-kreativas baru.

Selamat Hari Buruh Nasional.

*)Oleh: Yohana Yellimasita, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Kosentrasi Jurnalistik Unitri Malang.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

Pewarta :
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Singaraja just now

Welcome to TIMES Singaraja

TIMES Singaraja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.