https://singaraja.times.co.id/
Berita

Akselerasi PTKI Menuju Kelas Dunia: Capaian Tahun 2025 & Rencana Strategis 2026

Kamis, 18 Desember 2025 - 21:57
Akselerasi PTKI Menuju Kelas Dunia: Capaian Tahun 2025 & Rencana Strategis 2026 Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Prof. Dr. H. Amien Suyitno, M.Ag.

TIMES SINGARAJA, JAKARTA – Di tengah arus globalisasi pendidikan tinggi dan meningkatnya kualitas sumber daya manusia, Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI menegaskan posisinya sebagai lokomotif transformasi Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).

Tahun 2025 menjadi fase penting, ketika berbagai kebijakan strategis tidak hanya mencatatkan capaian angka, melainkan juga meneguhkan arah besar distingsi PTKI sebagai pusat perkembangan ilmu keagamaan Islam yang moderat, inlusif, dan berdaya saing global.

Dengan realisasi anggaran mencapai 99,99 persen, Diktis menyajikan kinerja pengelolaan program yang efektif dan terukur, sebagaimana capaian tersebut sekaligus menjadi fondasi kuat guna melangkah maju menuju akselerasi 2026 mendatang.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Prof. Dr. H. Amien Suyitno, M.Ag ditemui media menegaskan, penguatan PTKI merupakan bagian yang tak dapat dipisahakan dari agenda pembangunan Sumber Daya Manusia bagi bangsa dan negara. ‘’PTKI tidak hanya dituntut unggul secara akademik, tetapi juga berperan strategis dalam membentuk karakter, meneguhkan moderasi beragama, serta menumbuhkan kepekaan sosial. Dari kampus-kampus PTKI, nilai Islam rahmatan lil’alamin hadir sebagai kontribusi nyata bagi peradaban dunia,’’ tutur Prof Suyitno di Jakarta, Selasa (16/12/2025).

Mutu Kelembagaan Kian Menguat

Sepanjang 2025, peningkatan mutu kelembagaan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) menunjukkan hasil yang signifikan. Hingga akhir tahun ini, tercatat 35 PTKIN meraih Akreditasi Unggul, dengan capaian penambahan 8 PTKIN unggul dalam satu tahun terakhir. Capaian ini menandai penguatan tata kelola, sistem penjaminan mutu internal, serta konsistensi PTKI dalam memenuhi standar nasional dan internasional.

Kemenag-PTKI-2.jpgDirektur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Prof. Dr. Phil. Sahiron, M.A

Direktur Pendidikan Tinggi keagamaan Islam, Prof. Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin, M.A menegaskan, Akreditasi Unggul harus dimaknai sebagai proses berkelanjutan. ‘’Status Unggul bukan titik akhir. Ia adalah pintu masuk menuju penguatan mutu yang lebih substansial, terutama dalam riset, inovasi, dan layanan akademik yang relevan dengan kebutuhan Masyarakat,” ujar Prof Sahiron.

Capaian ini seiring dengan pengakuan global terhadap PTKIN yang semakin nyata, 4 PTKIN berhasil masuk QS Asia University Ranking 2026, dipimpin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada peringkat 801-850, disusul UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada peringkat 1001-1100, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada peringkat 1301-1400, dan keempat UIN Sunan Gunung Djati Bandung pada peringkat 1401-1500.

Kemenag-PTKI-3.jpg

Pengakuan global terhadap PTKIN pun kian nyata, menempatkan PTKIN dalam peta pendidikan tinggi Asia. Hal ini diperkuat pada tataran akademik, dimana hingga 2025 tercatat 104 program studi PTKI telah mengantongi akreditasi internasional, memperkuat reputasi dan kepercayaan dunia terhadap kualitas pendidikan PTKI.

Transformasi Institusi dan Perluasan Akses

Penguatan mutu Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam ini seiring dengan transformasi kelembagaan. Sepanjang 2025, Diktis mencatat alih bentuk 10 PTKIN, serta menerbitkan 73 Keputusan Menteri Agama (KMA) terkait pendirian dan alih bentuk PTKIS. Transformasi ini mencakup pendiran perguruan tinggi baru hingga perubahan bentuk sekolah tinggi menjadi institut, serta institut menjadi universtas.

Kemenag-PTKI-4.jpg

Langkah tersebut dipandang sebagai strategi memperluas akses pendidikan tinggi keagamaan Islam yang lebih adaptif, multidisipliner, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat serta dinamika keilmuan kontemporer.

Investasi Infrastruktur sebagai Penopang Mutu

Sejak 2015 hingga 2025, Diktis telah mengelola alokasi dana yang berasal dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar Rp. 11.41 Triliun guna mendukung 229 proyek Pembangunan PTKIN di berbagai daerah, investasi ini diarahkan pada Pembangunan dan revitalisasi sarana prasarana Pendidikan.

Kemenag-PTKI-5.jpg

Pembangunan infrastruktur tersebut tidak hanya memperbaiki fasilitas fisik kampus, melainkan juga memperkuat ekosistem akademik yang modern, inklusif, dan berorientasi pada keberlanjutan melalui konsep standarisasi sarana prasarana dan green campus.

Perluasan Akses Pendidikan Tinggi dan Skill Mahasiswa

Komitmen terhadap keadilan akses pendidikan tercermin melalui program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K). Pada 2025, total anggaran KIP-K mencapai Rp 1,291 triliun, dengan penerima manfaat sebanyak 29.037 mahasiswa PTKIN dan 117.373 mahasiswa PTKIS.

Selain akses, penguatan kompetensi mahasiswa juga menjadi perhatian. Melalui program Prima Magang PTKI, sebanyak 619 mahasiswa dari 67 PTKI memperoleh pengalaman langsung di dunia kerja, sebagai bekal menghadapi persaingan pasar tenaga kerja.

Kemenag-PTKI-6.jpg

Minat studi ke pusat-pusat keilmuan Islam dunia pun tetap tinggi. Pada seleksi Studi Al-Azhar 2025, sebanyak 1.243 peserta dinyatakan lulus dari 2.800 pendaftar. Sementara itu, pada program Maroko, 75 peserta lulus dari 1.233 pendaftar.

SDM Akademik dan Produktivitas Riset

Penguatan institusi PTKI ditopang oleh peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hingga 2025, 33.233 dosen Kementerian Agama telah tersertifikasi dari total 49.464 dosen. Jumlah Guru Besar PTKI juga terus meningkat dan kini mencapai 1.810 orang.

Seiring dengan itu, produktivitas riset dan publikasi ilmiah PTKI menunjukkan tren positif. Saat ini tercatat 1.726 jurnal PTKI terindeks, dengan 50 jurnal PTKIN dan tiga jurnal PTKIS telah terindeks Scopus. Hingga 2025, PTKIN juga mencatat 28 paten, menandai meningkatnya inovasi dan hilirisasi riset.

Digitalisasi Layanan dan Reformasi Tata Kelola

Transformasi tata kelola menjadi agenda penting Ditis. Melalui SILADIKTIS yang terintegrasi dengan PUSAKA Super App, seluruh layanan PTKI kini berbasis satu pintu dan satu data. Layanan ini mencakup pembukaan program studi, sertifikasi dosen, kenaikan jabatan fungsional, hingga kerja sama internasional.

Prof. Sahiron menegaskan bahwa digitalisasi merupakan fondasi reformasi birokrasi pendidikan tinggi keagamaan. “Kami ingin menghadirkan layanan yang sederhana, transparan, dan akuntabel. Teknologi harus mempermudah sivitas akademika, sekaligus meningkatkan kepercayaan publik,” ujarnya.

Pada 2025, Ditis juga mengembangkan platform e-SMS PTKI sebagai sistem pengawasan mutu dan early warning system kesehatan institusi. Sementara layanan SIPIKO telah menerbitkan 4.205 SK penyetaraan ijazah dan konversi nilai lulusan luar negeri sejak Agustus 2024 hingga Juni 2025.

Moderasi Beragama sebagai Pilar

Di tengah keberagaman Indonesia, PTKI diposisikan sebagai ruang strategis penguatan moderasi beragama. Melalui program AKMINAS, Ditis menghadirkan forum kolaboratif lintas iman dan lintas kampus untuk menumbuhkan kepemimpinan, toleransi, dan semangat kebangsaan.

“AKMINAS menunjukkan bahwa kampus keagamaan dapat menjadi ruang dialog, persatuan, dan pembelajaran bersama dalam keberagaman,” kata Prof. Sahiron.

Agenda 2026: Akselerasi dan Internasionalisasi

Menyongsong 2026, Diktis kian memantapkan delapan program prioritas atau Asta Protas Diktis, yang mencakup internasionalisasi PTKI, peningkatan akreditasi unggul, penguatan employability lulusan, digitalisasi layanan, penguatan riset dan inovasi, penguatan pendidikan vokasi, standarisasi sarana prasarana, serta penguatan PTKIS.

Dengan postur anggaran 2026 sebesar Rp 6,649 triliun, Ditis menargetkan penambahan 10 PTKIN Unggul, perluasan program joint degree, double degree, dan fast track dengan mitra internasional seperti Al-Azhar, Yordania, Jerman, SOAS, dan Edinburgh, serta penguatan Career Development Center melalui kemitraan dengan sekitar 200 perusahaan nasional dan multinasional.

Menutup paparan capaian dan rencana strategis tersebut, Prof. Sahiron menyampaikan optimisme. “Capaian 2025 adalah pijakan penting. Tahun 2026 kami arahkan sebagai momentum akselerasi agar PTKI semakin kompetitif secara global, tanpa kehilangan jati diri keislaman dan kebangsaan,” ujarnya.

***

Dengan fondasi yang kian kokoh, PTKI Indonesia terus bergerak maju. Dari penguatan mutu hingga internasionalisasi, dari reformasi layanan hingga moderasi beragama, PTKI bersiap melangkah lebih jauh—mengukuhkan diri sebagai kampus keunggulan dari Indonesia untuk dunia. (*)

Pewarta : Rochmat Shobirin
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Singaraja just now

Welcome to TIMES Singaraja

TIMES Singaraja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.