https://singaraja.times.co.id/
Berita

Waduh, Gelang Firaun Berusia 3 Ribu Tahun Hilang dari Museum di Mesir

Kamis, 18 September 2025 - 08:17
Waduh, Gelang Firaun Berusia 3 Ribu Tahun Hilang dari Museum di Mesir Galeri utama Museum Mesir di Kairo (FOTO: CNN)

TIMES SINGARAJA, JAKARTA – Gelang emas berusia 3 ribu tahun yang berasal dari masa pemerintahan Amenemope, seorang firaun dinasti ke-21 Mesir, hilang dari museum di Kairo.

Tidak diketahui kapan tepatnya gelang tersebut hilang. Outlet media Mesir hanya menyebutkan, hilangnya gelang tersebut terdeteksi dalam beberapa hari terakhir selama pemeriksaan inventaris menjelang pameran 'Harta Karun Firaun' yang dijadwalkan akhir Oktober mendatang di Roma.

Pihak berwenang Mesir kini sedang memburu gelang emas tersebut. Gambarnya juga telah didistribusikan ke seluruh bandara, pelabuhan laut, dan perlintasan perbatasan darat di negara tersebut sebagai langkah untuk mencegah perhiasan langka itu diselundupkan.

"Gelang emas berhiaskan manik-manik lapis lazuli itu terakhir terlihat di laboratorium restorasi museum di Lapangan Tahrir," ungkap Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir dalam sebuah pernyataan.

Kasus ini kini telah dilaporkan ke penegak hukum dan kejaksaan, tambahnya.

Direktur Jenderal Museum sempat mengklarifikasi bahwa beberapa gambar gelang yang beredar secara daring bukanlah barang yang hilang, melainkan barang lain yang saat ini dipajang di museum.

Gelang tak ternilai harganya itu milik Raja Amenemope dari Periode Menengah Ketiga (sekitar 1076 hingga 723 SM).

Menurut situs web museum, Amenemope adalah seorang penguasa Dinasti Firaun ke-21 Mesir yang kurang dikenal namun menarik yang awalnya dimakamkan di makam sederhana berbilik tunggal NRT IV di dalam nekropolis kerajaan di Tanis, di Delta Nil timur.

Namun, beberapa tahun setelah pemakamannya, jenazahnya dimakamkan kembali di samping Psusennes I, salah satu raja paling berkuasa pada masa itu. Kemudian makamnya ditemukan kembali pada tahun 1940.

Christos Tsirogiannis, arkeolog forensik berbasis di Universitas Cambridge yang mengkhususkan diri dalam penelitian jaringan perdagangan internasional di pasar barang antik dan seni mengatakan, berita hilangnya gelang tersebut 'tidak mengejutkan'.

Halitu mengingat besarnya pasar barang antik dan mengatakan ada beberapa kemungkinan mengenai apa yang mungkin terjadi padanya.

Pertama, kata dia, barang itu dicuri dan diselundupkan keluar, sehingga cepat atau lambat akan muncul di platform daring, galeri penjual, atau balai lelang. Ia menambahkan barang tersebut dalam kasus tersebut akan disertai "bukti palsu atau keterangan yang tidak jelas."

"Kedua dengan cara meleburnya untuk mendapatkan emas. Namun hal ini tidak akan menguntungkan dibandingkan menjual artefak itu sesuai aslinya," kata Tsirogiannis. "Tetapi akan mengurangi risiko teridentifikasinya," ujar dia lagi.

Alternatifnya, gelang itu bisa berakhir di koleksi pribadi. "Kolektor akan tahu gelang itu hasil curian, tetapi tidak akan meninggalkan koleksi mereka," kata Tsirogiannis.

"Kemungkinan lain, lanjut dia, pemiliknya akan mengembalikannya atau mungkin ditemukan di sekitar museum," ujarnya.

Kasus seperti itu pernah terjadi di masa lalu, terutama di Mesir selama Musim Semi Arab, dimana beberapa benda yang diambil dari museum ditemukan beberapa hari kemudian di taman atau ditinggalkan di museum.

"Semua artefak lain di laboratorium restorasi sekarang akan diinventarisasi dan ditinjau oleh komite spesialis," kata kementerian.

Menurut Jean Guillaume Olette-Pelletier, seorang Egyptologist, gelang itu ditemukan di Tanis, di delta Nil timur, selama penggalian arkeologi di makam Raja Psusennes I, tempat Amenemope dimakamkan kembali setelah penjarahan makam aslinya.

"Ini bukan yang terindah, tetapi secara ilmiah itu adalah salah satu objek yang paling menarik," kata ahli, yang telah bekerja di Tanis, kepada AFP.

Dia mengatakan, gelang itu memiliki desain yang cukup sederhana tetapi terbuat dari paduan emas yang dirancang untuk menahan deformasi.

"Sementara emas mewakili 'daging para dewa', lapis lazuli, yang diimpor dari tempat yang sekarang menjadi Afghanistan, membangkitkan rambut mereka," katanya.

Museum Mesir di Lapangan Tahrir menyimpan lebih dari 170.000 artefak, termasuk topeng pemakaman emas Raja Amenemope yang terkenal.

Hilangnya itu terjadi hanya beberapa minggu sebelum peresmian Museum Mesir Agung yang telah lama ditunggu-tunggu pada 1 November.

Salah satu koleksi museum yang paling ikonis — harta karun makam Raja Tutankhamun — sedang dipersiapkan untuk dipindahkan menjelang pembukaan, yang diposisikan sebagai tonggak budaya utama di bawah pemerintahan Presiden Abdel Fattah El-Sisi.

Pada 2021, Mesir menggelar parade besar yang memindahkan 22 mumi kerajaan, termasuk Ramses II dan Ratu Hatshepsut, ke Museum Nasional Peradaban Mesir di Kairo Lama sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk meningkatkan infrastruktur museum Mesir serta daya tarik wisata. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Singaraja just now

Welcome to TIMES Singaraja

TIMES Singaraja is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.